Sabtu, 25 Februari 2012

Ada kah yang salah?

Ada yang salah..

Serpihan semangat dan cinta yang membuatku bertahan tuk selalu ingin bernafas sepertinya hilang begitu saja. Sama seperti saat kau melenyap tanpa kabar seharian ini. Entah seperti apakah sosok seorang yang menuangkan teh ke cangkirku di sore hari saat aku menikmati usiaku yang telah senja suatu saat nanti. Dan siapakah yang akan mengingatkanku tentang kacamataku yang semakin menebal dan pandangan ini menjadi kabur serta lututku yang kian gemetar? Aku selalu berharap itu kamu. Aku selalu ingin persembahkan sisa hidupku hanya untukmu, dan anak cucu kita kelak. Aku selalu ingin mencintaimu sampai aku benar benar letih bernafas dan berucap. Aku tak menginginkan apapun kecuali menjadi apa yang kau inginkan.

Sekarang bukan saatnya aku berburu hati untuk hidupku yang selalu dirundung rindu. Aku bukan seorang yang pemilih dan menentukan apapun, aku juga bukan seorang yang selalu takluk pada pertimbangan logika yang seakan tak pernah ada habisnya. Karena cinta, berasal dari hati, berasal dari apa yang aku rasakan, bukan dari apa yang aku pikirkan, aku hanya tak ingin memberikan hatiku yang resah ini kepada hati yang salah. Itu saja, aku hanya ingin kau lah yang menjaga hatiku selamanya. Menyembuhkan nya hingga terciptalah hati yang sempurna.

Musim penghujan sekarang ini menjadi tak jelas, hari yang panas bisa saja ditutup dengan hujan yang lebat, dan awan yang mendung tiba-tiba akan segera berlalu dengan langit yang biru. Seolah semua semakin tak tertebak, semakin tak bisa kumengerti, namun aku tak pernah beranjak dari sini. Aku selalu ada untuk menemanimu, serta menghangatkanmu jika dingin menyapa dan membisikkan syair yang kau sebut itu cinta. Sungguh, aku mencintaimu dalam setiap detikku. Dalam setiap jeda detak jantungku.

Denting-denting suara hujan yang menyentuh atap rumah ini membuatku semakin merindukanmu. Sangat! Merindukanmu! Aku masih menunggu, tentu saja menunggumu menyapaku lagi. Tersenyum lagi. Tertawa lagi dengan suaramu yang serak dan basah. Dan, Apa yang salah dengan perasaanku? Tak bolehkah ia tercalar? Tak bolehkan aku mengkhawatirkanmu melebihi apapun? Tentu saja boleh! Aku tak mau kehilanganmu seperti apapun keadaan yang memaksaku.

Aku hanya manusia biasa. Terkadang jiwaku bimbang dan rasaku berubah tak biasa. Aku tak ingin melukai, tapi juga tak sanggup terlukai. Sore ini kusempatkan untuk merenung. Mengamati gumpalan-gumpalan awan yang berarak perlahan. Kubuka dua kancing kemeja cokelatku, membiarkan angin menyejukkan raga yang terlalu penuh oleh bayanganmu. Tiap detik. Tiap menit. Aku terlamunkan Kamu, bertanya-tanya dimana kamu sekarang? Sedang apakah kamu saat ini? Semua tanya tiba-tiba menjelma cemas. Aku teringat betapa cepatnya waktu berubah. Begitu cepatnya bergulir dan kamu belum juga memanggilku lembut pagi ini. Kemana sebenarnya kamu?

Tiba-tiba aku merasa kehilangan. Sangat kehilangan. Sebab jika kamu tak menyapaku lagi, aku tak dapat kembali ke waktu itu, waktu dimana kita menghela udara bersama, tersenyum simpul menggoda dan memarahiku, padahal aku sungguh ingin. Kutatap nanar dua binar mataku yang terpantul di cermin, kuselami dalam-dalam untuk mencari jawaban. Masihkan ikatan batin ini sekuat dulu? Masihkah ada kejujuran dari mulut kecil yang tersisa di sana? Masihkah ada kamu yang selalu peduli padaku? Masihkah ada cinta yang bergetar di sudut hati itu? Hatimu yang pernah terluka olehku.

Aku ingin mencintaimu selamanya. Hanya itu yang kunamakan harapan. Hanya itu yang kunamakan setia. Hanya itu yang bisa aku berikan. Lalu akan kunikmati setiap perasaan itu, setiap sesak yang menghangat karena kerinduan, setiap potret waktu yang aku habiskan bersamamu, setiap lengkingan emosi yang pernah turut serta mengikuti langkah indah kita. Sekarang, atau kelak. Entah mengapa aku tak mau tahu, yang aku inginkan hanya hidup bersamamu. Habiskan sore sebanyak mungkin dengan tertawa renyah, dan membuatkan sepiring sarapan pagi untuk semangatmu. Hanya itu.

Apakah salah jika aku mencintaimu? Apakah salah jika aku ingin selalu melindungimu, membahagiakanmu walau itu sangat sulit? Mengutarakan apa yang membuatmu tak dapat terlelap. Menampar dengan setia, mengusik kedamaianmu dengan yang lain. Mengapa ada akhir pada setiap awal? Dan mengapa pula hidup terus berputar? Aku tak ingin beranjak, aku tak ingin berubah. Jika aku bisa memohon, aku akan memohon agar Tuhan menghentikan waktunya disaat kita bersama. Saat kita tertawa dan bahagia. Saat kamu memelukku dengan mesra.

Dan kita akan arungi puluhan ribu hari bersama suatu saat nanti, tak hanya berdua tentu saja, memandang langit diatas bayang. Kelak semua ini akan terbayar, terlunasi dengan pipiku yang kembali bersemu merah. Juga hujan yang kembali menderas, mengukir warna pelangi pada lengkung udara. Mungkin untuk saat ini kita masih terpisahkan oleh jarak yang begitu menyiksa. Tapi aku janji, cinta ini- akan tetap terjaga sampai waktunya tiba.Cepatlah sembuh, sepatlah bangunnn!! Aku rindu tawamu. Aku rindu sikap menyebalkanmu! Jangan biarkan ku terjaga hingga larut seperti ini. Sebab ketakutanku, seperti gulita yang mencekik malam, saat ini dan entah sampai kapan..

Berhembuslah kepadaku, katakan kamu tahu aku tengah menunggumu. Dengan airmata. Dengan segenap cinta yang aku punya. Dengan semua kasih yang kamu percayakan untuk kujaga. Tuhan, jawablah semua tanyaku dengan kuasaMu. Berikan cahaya pada setapak hari-harinya dan hariku yang akan aku lalui bersamanya. Kabarkan padaku. Tunjukkan bahwa cinta yang selama ini kurindukan baik baik saja. Buka-kan matanya, sadarkan dia bahwa aku selalu mencintainya karenaMu. Bukan karena kehendakku, namun karena takdirMu. Berikan pengertian, bahwa aku dan dia bukanlah segaris benang yang tak sengaja ditabrakkan. Katakan, aku dan dia berada di bawah rencanaMu, Tuhan. Katakan.. Bangun dan bukakan matanya untukku.

1 komentar:

zonateknik.com/2012/02/reparasi-ac-yogyakarta.html

Posting Komentar