Pagi ini cuaca cerah, Tak ada mendung maupun tanda-tanda akan hujan. Tapi siapa sangka kalau Linus tiba disekolah dengan wajah dilipat. Beberapa kali ia mengumpat soal Tita yang kemarin.Tapi kemudian, ia melihat cewek manis dengan rambut diurai panjang tersenyum padanya. Dan yang ia tahu, cewek itu adalah Ryani, Pacar Devan. Linus mendekati Ryani yang tampak tersenyum tulus.
“ Haai, oh ya Ry, Devan belum berangkat tuh. “ sapa Linus kala dirinya dan Ryani telah berhadapan. “ Kamu tunggu aja di kantin. Biasanya Devan kan disana. “
“ Ryani?? Linus kamu tuh cowo ngga peka banget sih. Kamu kan udah jadian sebulan sama aku. Tapi kenapa sih belum bisa membedakan aku sama Ryani ! Kenapa sih?“ Pekik Dyani (kembaran Ryani). Membuat Linus mengernyitkan keningnya.
“ Kamu Dy-Dyanie?”
“ Ya iyalah. Sampai kapan kamu ngga bisa ngenalin pacar sendiri, hah? Bahkan suara kamipun kamu nggak kenal. Sebenernya kamu tuh sayang nggak sih ma aku?” Air mata Dyani tumpah di wajahnya yang masih terlihat manis. Tapi tetap saja Linus tahu kalau Dyani lagi marah besar. “ Trus, sekarang kamu maunya apa? “
“ Maaf banget Dyani sayang! Lain kali aku pasti bisa ngenalin kalo kamu tuh Dyani. “ Kata Linus sedikit memohon, takut-takut saat akan menyentuh pundak Dyani yang masih terisak.
“ Linus, nggak akan ada lain kali. Aku mau putus!!?” Raung Dyani kesal.
“ Tapi, dy. Jangan donk!!!”
“ Aku capek pacaran sama cowo nggak pengertian kaya kamu. “ Pekik Dyani meninggalkan Linus di koridor. Linus hanya bisa memandang mantan ceweknya itu sampai lenyap membelok ke koridor lain. Saat itu, dirinya menyadari kalau omongan Tita sedikit bener.
“ O ya? ABis putus, jomblo lagi gitu? “ gumamnya beranjak pergi.
[to be continued]
0 komentar:
Posting Komentar