Rabu, 31 Oktober 2012

Mereka bersamamu, tapi mungkin bukan milikmu..

  
“Heh, hidup ini Cuma sekali beb, jadi ngapain mikirin baju? Mikirin nile kuliah? Mikirin pacar? Mikirin jodoh orang lain yang kebetulan pernah jadi mantan kita? Aneh banget si, di bela-belain nggak tidur semalem Cuma buat nangis beb? Mendingan juga tidur sambil mimpi indah kan?” ucap seorang teman setelah menelan makanannya. 

Memecah lamunku. Menurutku sedikit nggak adil. Karena setiap manusia diberikan durasi malam yang sama. Tapi kenapa ada yang menghabiskan sepanjang malamnya untuk menangis? Sementara di sudut lain kota ini, ada yang tengah berciuman mesra dengan kekasihnya? Ada yang tengah mengatasi rindu rindu yang bermekaraan hanya dengan mendengar suara saja? Ada yang berhura-hura dengan uangnya? Bukankah setiap manusia mempunyai hak untuk hidup bahagia? Maka itu, kita harus menjadi bagian dari bahagia itu. Bagian dari seseorang. Jadilah harta yang paling indah. Jadilah matahari bagi bumi dan jiwa yang gelap. Jadilah tuxedo bertopeng untuk sailormoon. Jadilah adam bagi hawa. Jadilah cinta yang menyempurnakan cacat hidupku. Jadilah teman hidup yang mampu menyelaraskan langkah dan tujuan. Jadilah pengusir rasa bosan saat jenuh menggeledah. Jadilah pengusir rasa takut saat beberapa hal mengusik. Jadilah penyangga ketika runtuh mulai mencidera. Jadilah selukis senyum saat marah datang. Jadilah sinar saat gelap mulai melanda.. 

 Benarkah cinta yang kita inginkan, harus kita miliki?

Ternyata kita salah. Ternyata ada beberapa benda yang tak mungkin kita simpan selamanya. Ternyata ada beberapa buah yang busuk jika terlalu lama di taruh di kulkas. Ternyata ada beberapa perhiasan hati yang mungkin tak bisa kita miliki selamanya. Karena mungkin saja, dia sebenarnya bukan milik kita,-yang terus kita tahan di genggaman kita. Atau mungkin saja, ada yang tengah kesusahan mencarinya, tanpa kita tahu, dan kita terus-menerus mengikatnya dihati kita. Bisa saja dia ada jodoh orang lain yang tersangkut dihati kita untuk belajar saling memahami. Untuk menuju ke tahap lebih sempurna sebelum dia bertemu kekasih surganya. Dan kita tak tahu, karena kita terlalu sibuk menjaganya. Terlalu rakus menyimpan dan memeluknya erat. Memeluk apa yang mungkin saja bukan milikku. Kita berkata kita menemukannya. Sementara di belahan dunia lain ada yang mencarinya. Kita berkata dia penjaga hati kita sementara mungkin saja ada hati yang hampa menunggumu mendekat. Mendadak kita miris.

Selama ini kita tak pernah belajar untuk memahami segala kemungkinan dari segala sudut pandang. Kita terlalu sibuk mencintainyaa, memuja, bahkan menggilainya meski dalam tidur. Kita tak pernah belajar untuk tidak egois, untuk tidak memaksakan sesuatu yang memang bukan pada tempatnya. “Kalo jodoh, pasti tak lari kemana.” Ungkapan yang aneh menurutku. Jodoh seseorang ada di tangan orang itu sendiri. Dan umur jodoh seseorang, juga seseorang itulah yang menentukan. Tuhan menciptakan pasangan-pasangan, bukan si fitri dengan deni. Tapi siang dengan malam, buruk dengan baik, sedih dengan senang, begitu pula perempuan dan laki-laki. Agar mereka saling melengkapi. Agar dua makhluk tersebut mampu menciptakan kebahagiaan. Mengusahakan kebahagiaan, dan berhak mempertahankan apa yang menjadi miliknya. Mempertahankan apa yang kita anggap milik kita. Salahkah kita?

Tetapi cinta itu tak pernah memilih. Dimana cinta akan hinggap. Berkembang. Surut. Menyakiti satu sama lain. Menghilang. Muncul lagi. Sampai akhirnya lenyap terkikis waktu. Bahkan jika cinta itu tumbuh lagi karena sebab tertentu. Kita paham. Ya, sama artinya cinta juga tak bisa dipaksakan kehendaknya bukan? Cinta itu berpendar. Menyatukan emosi pihak yang bersangkutan. Meleburkan perbedaan opini menjadi suatu keputusan. Mencairkan padat menjadi arus yang lebih harmoni. Mensejajarkan dua hati dalam satu bingkai yang cantik. Cinta itu ternyata indah ya! Jika saja ada yang mau peduli. Ada yang saling menjaga. Ada yang tidak memaksakan kehendak. Mau tak mau, kini kita belajar. Bahwa kita tak perlu memaksakan apa yang kita inginkan jika memang banyak yang tak berkenan. Bahwa apa yang kita inginkan, belum tentu apa yang akan menjadi milik kita. Nggak boleh serakah, nggak boleh mencengkeram erat sesuatu yang mudah rusak, seperti cinta misalnya.

Di dalam hidup, banyak sekali lembaran-lembaran kosong yang harus kita isi. Dan tidak mungkin hanya sendirian. Lukisan-lukisan itu terbentuk dari ribuan sekon waktu yang kita beri makna. Sekecil apapun kenangan itu, akan selalu tersemat dalam ingatan itu. Tak bisa kita berusaha putus dengan dunia masa lalu, dan masa depan. Mereka berdua saling berkaitan membentuk kenangan satu, dengan kenangan yang lainnya. Jika kamu mengingatnya serupa bidadari yang cantik dengan wajah bersinar terang. Aku akan cukup senang dikenang dalam sebentuk buku cerita yang bisa dibuka kapan saja. Lembar demi lembar. Kalimat demi kalimat. Kata demi kata. Huruf demi huruf. Percayalah setiap spasi dalam deretan huruf itu sangat bermakna. Ada aku yang hidup di setiap kalimat yang tertulis di dalamnya. Dan percayalah saat rangkaian cerita itu di tuliskan, ada cinta yang begitu dasyatnya yang mengiringi lembar demi lembar cerita itu. Ada tangis dan kesedihan mendalam yang meleleh menyatu dalam buku. Ada kebahagiaan abadi yang hanya bisa kamu sentuh sendiri. Tanpa orang lain tahu. Ada nafasku yang bisa kamu raba, setiap kamu membaca alunan katanya. Ada gelak tawa dan suara kita yang ikut berseru saat senyummu terlukis. Indah kan? Aku hanya ingin kamu mengingatku secara sederhana. Saat waktumu sedikit luang, bisa kamu baca cerita itu. Akan ada aku, disetiap halamannya. Akan ada kamu, karena tak ada orang lain dalam cerita itu. Mungkin hanya beberapa figuran, kan? Seperti katamu?

Seandainya, lembar lembar dalam buku cerita ini telah habis. Apa yang akan kamu lakukan? Akankah kamu akan membeli buku baru untuk melukis cerita lagi bersama? Atau kamu lebih memilih menjadikanku kenangan indah sebentuk buku. Yang bisa kamu raba dan kamu kecup jika kamu mau. Sama ketika kamu harus memilih menutup kisah ini, lalu membeli buku baru dengan kisah yang baru, atau membeli buku baru untuk melanjutkan kisah yang sama.

0 komentar:

Posting Komentar