Klasik. Tapi apa yang membuat dewasa itu jadi suatu tujuan, jadi suatu pilihan yang dianggap baik untuk didapatkan? Lalu apa jadinya jika kita tidak memilih untuk dewasa? Hehehe, sebenernya pun aku kurang mengerti dan sampai saat ini, sedang berusaha memahami apa itu dewasa yang sesungguhnyaa..
Yang jelas, tumbuh menjadi dewasa itu menyenangkan. Kita berproses dalam suatu siklus metamorfosa yang nggak terasa. Pernah nggak sih tiba-tiba kita ngerasa lebih genduth? Rambut ketiak mendadak tambah lebat? Jerawat di wajah semakin subur bak benih yang di tanam? Serius deh, kalo kita jarang jerawatan, jerawat satu aja bikin kita lebih berat satu kilo. Ya nggak sih? Atau Cuma aku yang lebay? Hahaha. Dan lipatan-lipatan kerutan di mata bertambah banyak? Menyeramkan bukan? Eheem, sebenernya yang aku sebutin tadi itu bukan dewasa, tapi bertambah tua, beregenerasi, tapi jelas bukan berkembangbiak.
Nahh, foto ini sekitar 15 tahun yang lalu. Saat aku masih TK dan bermuka sangat lebar. Hampir semua wajahku tertutup sama lemak di pipi kanan maupun kiri. tanpa hidung dan hanya memiliki mata kecil jika dibandingkan adikku. OMG! Lalu bandingin sama foto di bawah ini. posisinya masih sama persis lima belas tahun setelah aku TK. Aku dengan adik pertamaku. Dan tenyata tak ada perbedaan kan, aku masih tak punya hidung, dan mata ku masih kecil. Bener banget, tumbuh itu, tidak merubah yang ada. Dan setiap pertumbuhan itu belom tentu membawa kedewasaan. Foto di bawahnya lagi foto adik terakhirku. padahal seingatku dia masih bermain kartu belakangan ini, tapi beberapa waktu lalu, dia bahkan sudah punya pacar. Ternyata, meskipun tumbuh bersama, kita bertiga tetap tumbuh sendiri-sendiri.
Ayah, Ibu.. Kini kami tumbuh sedikit lebih dewasa..
Kami tak berbeda, kami tetaplah tiga makhluk kecil yang kalian rawat dengan kasih sayang. . kami tetaplah kami..
0 komentar:
Posting Komentar